Jam 04.57 WIB
Di pagi yg sepagi ini, baru saja ku tunaikan berjamaah dalam shubuhku.
Aku kembali ingin menulis surat kepadamu wahai masa depanku.
Hai. Apakah kamu sudah bangun dari tidur mu? Bangunlah. Sayang jika pagi ini harus kau lewatkan. Karena langitnya lagi asik.
Aku belum tidur. Semalam aku begadang karena memang tidak bisa tidur. Ada banyak keresahan yg menyelimuti hati dan sebenarnya ingin aku ceritakan padamu tapi aku masih belum berani sekarang. Nanti saja.
Dimanapun kamu sekarang, semoga kita masih di bawah satu langit yg sama. Aku takut kamu adalah alien yg berbeda langit denganku. Semoga tidak yah.
Jika sampai saat ini kita belum di pertemukan, lalu suatu saat kita di pertemukan, aku ingin kau menemukanku dalam keadaan baik. Hari ini aku masih nakal. Masih belum pantas untuk mendampingimu. Apalagi menuntunmu menuju surga-Nya.
Jika sekarang kau sudah menemukanku namun belum ada jalan. Aku harap masing-masing dari kita saling membuat jalan untuk bertemu. Agar penantian panjang ini tidak bertepuk sebelah tangan.
Meskipun aku sekarang belum jadi apa-apa, tapi mencintaimu itu layaknya sepak bola, totalitas tanpa batas. Aku yakin jika seandainya kita bertemu, kita akan mendewasa bersama dalam balutan tawa dan bahagia. Meskipun tak ku pungkiri bahwa nantinya akan ada banyak masalah yg menghampiri hubungan kita. Tapi, its oke lah. Selama aku sama kamu. Aku akan mempertahankan kamu. Akan ku buat masalah itu untuk mendewasakan kita, bukan penghancur hubungan. Gokil.
Aku bisa berkata seperti ini karena aku yakin, wanita yg akan bertahan dengan segala keegoisan aku, wanita yg akan mengusap setiap peluh saat aku lelah, wanita yg akan duduk denganku di depan penghulu, wanita yg akan menghiasi hari-hariku dengan do'a dan wanita yg menyediakan teh manis sebelum pergi bekerja adalah wanita paling sederhana namun memiliki hati yg paling kaya. Wanita itu adalah kamu.
Ya udah. Aku mau tidur dulu. Mengganti kuota tidur yang tadi terpakai.
Semoga harimu menyenangkan. Jangan lupa senyum yah.
Selamat pagi :)
Di pagi yg sepagi ini, baru saja ku tunaikan berjamaah dalam shubuhku.
Aku kembali ingin menulis surat kepadamu wahai masa depanku.
Hai. Apakah kamu sudah bangun dari tidur mu? Bangunlah. Sayang jika pagi ini harus kau lewatkan. Karena langitnya lagi asik.
Aku belum tidur. Semalam aku begadang karena memang tidak bisa tidur. Ada banyak keresahan yg menyelimuti hati dan sebenarnya ingin aku ceritakan padamu tapi aku masih belum berani sekarang. Nanti saja.
Dimanapun kamu sekarang, semoga kita masih di bawah satu langit yg sama. Aku takut kamu adalah alien yg berbeda langit denganku. Semoga tidak yah.
Jika sampai saat ini kita belum di pertemukan, lalu suatu saat kita di pertemukan, aku ingin kau menemukanku dalam keadaan baik. Hari ini aku masih nakal. Masih belum pantas untuk mendampingimu. Apalagi menuntunmu menuju surga-Nya.
Jika sekarang kau sudah menemukanku namun belum ada jalan. Aku harap masing-masing dari kita saling membuat jalan untuk bertemu. Agar penantian panjang ini tidak bertepuk sebelah tangan.
Meskipun aku sekarang belum jadi apa-apa, tapi mencintaimu itu layaknya sepak bola, totalitas tanpa batas. Aku yakin jika seandainya kita bertemu, kita akan mendewasa bersama dalam balutan tawa dan bahagia. Meskipun tak ku pungkiri bahwa nantinya akan ada banyak masalah yg menghampiri hubungan kita. Tapi, its oke lah. Selama aku sama kamu. Aku akan mempertahankan kamu. Akan ku buat masalah itu untuk mendewasakan kita, bukan penghancur hubungan. Gokil.
Aku bisa berkata seperti ini karena aku yakin, wanita yg akan bertahan dengan segala keegoisan aku, wanita yg akan mengusap setiap peluh saat aku lelah, wanita yg akan duduk denganku di depan penghulu, wanita yg akan menghiasi hari-hariku dengan do'a dan wanita yg menyediakan teh manis sebelum pergi bekerja adalah wanita paling sederhana namun memiliki hati yg paling kaya. Wanita itu adalah kamu.
Ya udah. Aku mau tidur dulu. Mengganti kuota tidur yang tadi terpakai.
Semoga harimu menyenangkan. Jangan lupa senyum yah.
Selamat pagi :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar