Selamat malam orang yg di ujung harapan.
Malam ini gue sedang terbawa oleh sendunya film Tenggelamnya kapal van der wijk. Ada karakter yg menurut gue sama dengan gue. Namanya Zainuddin.
Di film itu di ceritakan bahwa Zainuddin adalah seorang pemuda yang miskin dan tidak jelas asal usulnya. Namun mempunyai kemampuan mengarang yg hebat. Dia berasal dari makassar dan merantau ke negeri padang untuk mencari ilmu. Sesampainya di padang, dia melihat seorang wanita yg sangat cantik yg bernama hayati. Lalu zainuddin mengirimkan surat pada hayati dan mereka saling jatuh cinta.
Hayati sendiri adalah seorang perempuan yg terpandang di suku Minangkabau karena dia tinggal bersama kepala suku sedari kecil bersama adiknya yg bernama ahmad. Meskipun beda status sosial, mereka tetap menjalani asmara itu, dengan surat-surat yg manis dan senyuman yg terpahat di bibir mereka saat mereka membaca surat itu.
Namun, hubungan mereka diketahui oleh orang minangkabau yg tidak suka terhadap hubungan zainuddin dan hayati. Lalu zainuddin pergi menuju padang panjang.
Sebelum pergi, Hayati menemui zainuddin. Lalu dia berjanji atas nama tuhan dan nenek moyangnya bahwa dia akan menunggu zainuddin pulang seberapa lama pun dia akan kembali. Itu memberikan semangat baru pada Zainuddin.
Sebelum pergi, hayati memberikan selendang sutra nya kepada zainuddin. "Hati dan jiwaku ada padanya" begitulah kalimat yg di ucapkan hayati pada zainuddin.
Setelah sampai padang panjang, zainuddin menuntut ilmu dengan rajin, berangan-angan bahwa suatu saat akan menjadi suami bagi hayati dan hidup bahagia. Mereka masih sering mengirim surat. Lalu dalam suratnya, hayati mengatakan bahwa dia akan ke pandang panjang selama sepuluh hari untuk menonton pacuan kuda dan dia akan menginap dia rumah sahabatnya yg bernama khadijah. Sesampainya di padang panjang, hayati bertemu dengan Aziz, kakaknya khadijah. Aziz adalah seorang penjudi namun berasal dari keluarga terpandang dan kaya raya. Aziz tertarik pada hayati, namun hayati nampak tak tertarik padanya.
Pada saat festival pacuan kuda di gelar, Zainuddin dan hayati bertemu, namun karena beda kasta, zainuddin tidak bisa mengobrol dengan hayati. Hanya mengucapkan nama diantara mereka.
Lama kelamaan Aziz ingin melamar hayati, lalu di kirimkan lah lamarannya ke hayati, berbarengan dengan lamaran dari Zainuddin. Namun setelah di rundingkan oleh ketua adat minang, Aziz lah yg berhak memperistri hayati, dengan alasan karena aziz lebih kaya dan keturunan asli minangkabau. Sementara Zainuddin di kirimi surat oleh kepala suku agar dia menerima dengan lapang dada.
Zainuddin mengirim surat kepada hayati, menanyakan tentang apa yg terjadi.
Namun hayati menjawab dengan sangat kejam. Dia menyuruh zainuddin mencari istri yg lebih cantik dan lebih kaya. Bahkan dia mengatakan bahwa dirinya miskin dan zainuddin juga miskin, bagaimana bisa membangun rumah tangga jika keduanya sama-sama miskin. Pupus sudah harapan Zainuddin waktu itu. Hayati meminta untuk melupakan kenangan dan perasaan yg sudah ada. Dia meminta kepada zainuddin untuk menjadi sahabat selamanya.
Zainuddin jatuh sakit. Hayati sudah menikah. Selama dua bulan zainuddin sakit dan terus berbaring di kamarnya. Lalu hayati menjenguk zainuddin atas permintaan orang yg merawat zainuddin. Dia hanya bisa menangis. Zainuddin menghayal tak karuan persis orang gila. Lalu temannya yg bernama muluk menyadarkan zainuddin bahwa jangan kalah sama perempuan. Cinta itu menguatkan, bukan melemahkan. Cinta itu membangkitkan semangat.
Lalu Zainuddin yg sudah sadar dari sakitnya bertekad untuk merantau ke tanah jawa. Dia yakin akan mimpi-mimpinya. Dengan kemampuan mengarangnya yg hebat, dia bekerja di sebuah perusahaan koran. Lalu dia menerbitkan sebuah buku yg berjudul "Teroesir" yang banyak menyentuh para pembacanya. Setelah itu kehidupan zainuddin menjadi jauh lebih baik. Bahkan dia di tawari untuk mengurusi perusahaan koran di surabaya. Kehidupannya sudah sangat membaik. Bahkan di surabaya, Zainuddin membeli sebuah rumah yg sangat besar sekali.
Sementara hayati menderita karena suaminya jarang pulang, suka main perempuan dan main judi. Setelah itu Aziz mengajak hayati pindah ke surabaya karena dia di pindahkan tempat kerja. Hayati pun pindah ke surabaya. Kebiasaan judi si Aziz tidak hilang. Dia terus bermain judi sampai diliit hutang.
Setelah itu Zainuddin mengundang seluruh suku minang yg ada di surabaya hadir ke rumahnya untuk menonton opera dan jamuan makan malam. Disanalah pertemuan kembali antara Zainuddin yg dulunya di hinakan sekarang telah menjadi seorang yg lebih besar daripada yg menghinakan dengan hayati.
Singkat cerita aziz di tagih sama orang yg dia hutangi, lalu rumahnya di sita. Karena budi pekerti yg luhur dari zainuddin, aziz meminta untuk menumpang di rumahnya zainuddin.
Stop sampai disini.
Gue melihat Zainuddin itu kaya gue melihat diri sendiri di masa lalu. Gue pun punya hayati versi gue sendiri, gue punya aziz versi gue sendiri dan orang-orang minangkabau versi gue sendiri. Ini asli. Persis.
Gue sekarang memang bukan apa-apa, tapi suatu saat gue bakal jadi orang hebat. Gue bakal membeli rumah yg gede, jadi penulis yg keren dan banyak lagi. Gue percaya pada mimpi-mimpi gue, meskipun dalam perjalanannya banyak orang yg membuat gue ngerasa sakit hati, menghinakan, menganggap kalo masa depan gue ga bakal baik dan memandang gue sebelah mata. Namun sebisa mungkin gue akan memaafkan mereka, agar suatu saat kalo mereka butuh pertolongan, gue bisa menolong dengan ikhlas. Seperti Zainuddin.
Film ini membuat gue termotivasi bahwa tidak ada yg bisa di hinakan di dunia ini, karena pada hakekatnya kita semua sama, yaitu mahluk ciptaan Alloh SWT.
Gue sadar betul bahwa cinta memang butuh duit. Namun yg terpenting adalah pribadinya. Percuma banyak duit tapi kerjaannya cuma foya-foya.
Tapi gue bersyukur dengan keadaan yg seperti ini. Karena jika suatu saat gue kaya raya, gue akan lebih mudah bersyukur dan lebih mudah berbagi. Karena, gue pernah tau rasanya kekurangan dan tidak di bagi.
Haha.
Banyak hal yg gue pelajari dari zainuddin. Gue belajar untuk berani bermimpi dan tidak pernah lelah mengerjarnya. Gue belajar bahwa di dunia ini kita adalah manusia yg sama derajatnya. Gue belajar bahwa kejatuhan bukan akhir dari segalanya, namun awal untuk kita bangkit lagi dan gue belajar bahwa gue ga boleh putus asa hanya karena seseorang, karena manusia tercipta dari bahan yg sama dan diciptakan oleh tuhan yg sama.
Setelah menulis gue jadi semangat dan cukup belajar untuk kedepannya.
Sekarang, untuk semua cowo, belajarlah dari zainuddin. Berjuanglah terus sampai kau tidak tau apa yg harus kau perjuangkan dan untuk semua perempuan, belajarlah dari kesalahan Hayati. Jangan sampai salah pilih lelaki hanya karena dia berduit dan berketurunan saja. Tapi lihat jiwanya.
Selamat malam. Semoga bermanfaat.
Hayati. Semoga kamu selamat di rawa-rawa.
Malam ini gue sedang terbawa oleh sendunya film Tenggelamnya kapal van der wijk. Ada karakter yg menurut gue sama dengan gue. Namanya Zainuddin.
Di film itu di ceritakan bahwa Zainuddin adalah seorang pemuda yang miskin dan tidak jelas asal usulnya. Namun mempunyai kemampuan mengarang yg hebat. Dia berasal dari makassar dan merantau ke negeri padang untuk mencari ilmu. Sesampainya di padang, dia melihat seorang wanita yg sangat cantik yg bernama hayati. Lalu zainuddin mengirimkan surat pada hayati dan mereka saling jatuh cinta.
Hayati sendiri adalah seorang perempuan yg terpandang di suku Minangkabau karena dia tinggal bersama kepala suku sedari kecil bersama adiknya yg bernama ahmad. Meskipun beda status sosial, mereka tetap menjalani asmara itu, dengan surat-surat yg manis dan senyuman yg terpahat di bibir mereka saat mereka membaca surat itu.
Namun, hubungan mereka diketahui oleh orang minangkabau yg tidak suka terhadap hubungan zainuddin dan hayati. Lalu zainuddin pergi menuju padang panjang.
Sebelum pergi, Hayati menemui zainuddin. Lalu dia berjanji atas nama tuhan dan nenek moyangnya bahwa dia akan menunggu zainuddin pulang seberapa lama pun dia akan kembali. Itu memberikan semangat baru pada Zainuddin.
Sebelum pergi, hayati memberikan selendang sutra nya kepada zainuddin. "Hati dan jiwaku ada padanya" begitulah kalimat yg di ucapkan hayati pada zainuddin.
Setelah sampai padang panjang, zainuddin menuntut ilmu dengan rajin, berangan-angan bahwa suatu saat akan menjadi suami bagi hayati dan hidup bahagia. Mereka masih sering mengirim surat. Lalu dalam suratnya, hayati mengatakan bahwa dia akan ke pandang panjang selama sepuluh hari untuk menonton pacuan kuda dan dia akan menginap dia rumah sahabatnya yg bernama khadijah. Sesampainya di padang panjang, hayati bertemu dengan Aziz, kakaknya khadijah. Aziz adalah seorang penjudi namun berasal dari keluarga terpandang dan kaya raya. Aziz tertarik pada hayati, namun hayati nampak tak tertarik padanya.
Pada saat festival pacuan kuda di gelar, Zainuddin dan hayati bertemu, namun karena beda kasta, zainuddin tidak bisa mengobrol dengan hayati. Hanya mengucapkan nama diantara mereka.
Lama kelamaan Aziz ingin melamar hayati, lalu di kirimkan lah lamarannya ke hayati, berbarengan dengan lamaran dari Zainuddin. Namun setelah di rundingkan oleh ketua adat minang, Aziz lah yg berhak memperistri hayati, dengan alasan karena aziz lebih kaya dan keturunan asli minangkabau. Sementara Zainuddin di kirimi surat oleh kepala suku agar dia menerima dengan lapang dada.
Zainuddin mengirim surat kepada hayati, menanyakan tentang apa yg terjadi.
Namun hayati menjawab dengan sangat kejam. Dia menyuruh zainuddin mencari istri yg lebih cantik dan lebih kaya. Bahkan dia mengatakan bahwa dirinya miskin dan zainuddin juga miskin, bagaimana bisa membangun rumah tangga jika keduanya sama-sama miskin. Pupus sudah harapan Zainuddin waktu itu. Hayati meminta untuk melupakan kenangan dan perasaan yg sudah ada. Dia meminta kepada zainuddin untuk menjadi sahabat selamanya.
Zainuddin jatuh sakit. Hayati sudah menikah. Selama dua bulan zainuddin sakit dan terus berbaring di kamarnya. Lalu hayati menjenguk zainuddin atas permintaan orang yg merawat zainuddin. Dia hanya bisa menangis. Zainuddin menghayal tak karuan persis orang gila. Lalu temannya yg bernama muluk menyadarkan zainuddin bahwa jangan kalah sama perempuan. Cinta itu menguatkan, bukan melemahkan. Cinta itu membangkitkan semangat.
Lalu Zainuddin yg sudah sadar dari sakitnya bertekad untuk merantau ke tanah jawa. Dia yakin akan mimpi-mimpinya. Dengan kemampuan mengarangnya yg hebat, dia bekerja di sebuah perusahaan koran. Lalu dia menerbitkan sebuah buku yg berjudul "Teroesir" yang banyak menyentuh para pembacanya. Setelah itu kehidupan zainuddin menjadi jauh lebih baik. Bahkan dia di tawari untuk mengurusi perusahaan koran di surabaya. Kehidupannya sudah sangat membaik. Bahkan di surabaya, Zainuddin membeli sebuah rumah yg sangat besar sekali.
Sementara hayati menderita karena suaminya jarang pulang, suka main perempuan dan main judi. Setelah itu Aziz mengajak hayati pindah ke surabaya karena dia di pindahkan tempat kerja. Hayati pun pindah ke surabaya. Kebiasaan judi si Aziz tidak hilang. Dia terus bermain judi sampai diliit hutang.
Setelah itu Zainuddin mengundang seluruh suku minang yg ada di surabaya hadir ke rumahnya untuk menonton opera dan jamuan makan malam. Disanalah pertemuan kembali antara Zainuddin yg dulunya di hinakan sekarang telah menjadi seorang yg lebih besar daripada yg menghinakan dengan hayati.
Singkat cerita aziz di tagih sama orang yg dia hutangi, lalu rumahnya di sita. Karena budi pekerti yg luhur dari zainuddin, aziz meminta untuk menumpang di rumahnya zainuddin.
Stop sampai disini.
Gue melihat Zainuddin itu kaya gue melihat diri sendiri di masa lalu. Gue pun punya hayati versi gue sendiri, gue punya aziz versi gue sendiri dan orang-orang minangkabau versi gue sendiri. Ini asli. Persis.
Gue sekarang memang bukan apa-apa, tapi suatu saat gue bakal jadi orang hebat. Gue bakal membeli rumah yg gede, jadi penulis yg keren dan banyak lagi. Gue percaya pada mimpi-mimpi gue, meskipun dalam perjalanannya banyak orang yg membuat gue ngerasa sakit hati, menghinakan, menganggap kalo masa depan gue ga bakal baik dan memandang gue sebelah mata. Namun sebisa mungkin gue akan memaafkan mereka, agar suatu saat kalo mereka butuh pertolongan, gue bisa menolong dengan ikhlas. Seperti Zainuddin.
Film ini membuat gue termotivasi bahwa tidak ada yg bisa di hinakan di dunia ini, karena pada hakekatnya kita semua sama, yaitu mahluk ciptaan Alloh SWT.
Gue sadar betul bahwa cinta memang butuh duit. Namun yg terpenting adalah pribadinya. Percuma banyak duit tapi kerjaannya cuma foya-foya.
Tapi gue bersyukur dengan keadaan yg seperti ini. Karena jika suatu saat gue kaya raya, gue akan lebih mudah bersyukur dan lebih mudah berbagi. Karena, gue pernah tau rasanya kekurangan dan tidak di bagi.
Haha.
Banyak hal yg gue pelajari dari zainuddin. Gue belajar untuk berani bermimpi dan tidak pernah lelah mengerjarnya. Gue belajar bahwa di dunia ini kita adalah manusia yg sama derajatnya. Gue belajar bahwa kejatuhan bukan akhir dari segalanya, namun awal untuk kita bangkit lagi dan gue belajar bahwa gue ga boleh putus asa hanya karena seseorang, karena manusia tercipta dari bahan yg sama dan diciptakan oleh tuhan yg sama.
Setelah menulis gue jadi semangat dan cukup belajar untuk kedepannya.
Sekarang, untuk semua cowo, belajarlah dari zainuddin. Berjuanglah terus sampai kau tidak tau apa yg harus kau perjuangkan dan untuk semua perempuan, belajarlah dari kesalahan Hayati. Jangan sampai salah pilih lelaki hanya karena dia berduit dan berketurunan saja. Tapi lihat jiwanya.
Selamat malam. Semoga bermanfaat.
Hayati. Semoga kamu selamat di rawa-rawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar