Kamis, 07 Mei 2015

Senyum tipis keterelaan

Karya ini di tulis oleh seorang lelaki yang telah di kecewakan takdir untuk saudara kembarnya yg gagal mencintai dambaannya karena keadaan yg menguras segenap khayal. Berhenti dalam kebimbangan antara rindu atau pilu. Melepaskan orang yg dicintainya untuk kebahagiannya.

Cinta datang untuk siapa saja, namun dicintai tidak datang kepada orang yg tak bermateri. Segenap pengharapannya hilang saat menyadari bahwa aku tidak akan bisa membuat dia bahagia. Terpaksa dia harus berhenti mencintainya walaupun dia tak yakin akan sanggup.

Kita dipisahkan oleh takdirnya sendiri. Dia terombang-ambing dalam lautan kebimbangan, hingga akhirnya ia temukan tempat berlabuh, ialah keputusasaan. Tak ada yg menguatkan semangat selain dirinya sendiri. Tak ada yg mengingatkan solat selain dirinya sendiri. Mungkin, sampai pada saatnya nanti dia menjadi orang yg menakjubkan, dia akan mendapat cintanya. Cinta yg akan selalu dia bahagiakan segenap rohani dan jasmani. Jiwa dan raga.

Dia menyadari betul bahwa dirinya tidak bisa memberimu perhiasan bersayap uang kertas. Dia tak bisa memberi banyak, yang dia bisa beri adalah apa yg semua orang punya, yaitu do'a.

Dia pun menyaadari betul betapa pengecutnya dirinya yang tidak bisa memperjuangkan cintanya. Tapi lebih baik semua orang menghujamnya dengan celaan pengecut daripada dia harus membuatmu tidak bahagia. Dia akan lebih bahagia jikalau cepat kau temukan orang yg bisa membuatmu bahagia. Tak sedikitpun akan timbul rasa dendamnya pada lelaki yg membahagiakanmu.

Dia pun ingin selayaknya orang lain yang membelikan ini itu kepada pujaannya. Namun hatinya terlalu lemah untuk menipu orang tua hanya demi wanita. Dia sudah cukup banyak menyusahkan orang tuanya. Tak baik budi jika dia harus menyusahkan mereka lebih dari ini.

Tak bisa lah dia berkata-kata lagi. Sudah habis semua kata di telan getirnya rasa rindunya padamu. Untuk engkau yg selalu manis saat tersenyum. Berbahagialah. 

Aku bisa bahagia dengan caraku sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar