Seperti apa yang biasa di lakukan. Aku sekarang berada di terminal kopi, duduk mempesona di pojokan dengan laptop legendaris pemberian ayahku. Sekarang aku menunggu kopi floresku, sahabat yang selalu ku pesan setiap kali aku kesini. Tak sabar aku ingin mengobrol banyak hal dengannya, belum ada topik sih. Semoga saja dia sekarang tidak sedang bad mood, sehingga akan banyak cerita asyik yang akan kita obrolkan.
Malam senin ini basah karena hujan membuat onar di jalananan tadi sore. Jalanan basah, selokan basah dan bulir-bulir air di kaca-kaca mobil angkot yg masih narik masih menyisakan keonarannya tadi sore. Hujan tadi sore mengisi khalayak rasa sayangku padamu. Sepertinya akan tenang sekali jika aku melewatinya dengan tangan yang terlingkar di bahumu dan kepala tempat senyuman manis itu bertempat rebah di dadaku. Unch.
Namun aku sudah selesai.
Aku selesai dengan semua jawaban tidak yang tersirat dari caramu menghindar, dari caramu memalingkan muka dan dari caramu menganggapku tak ada. Aku sangat hafal betul cara-caramu itu. Aku bukan orang baru di dunia pebertepukan sebelah tangan.
Dulu waktu putih biru, aku pernah menyukai seorang wanita. Namanya Bila. Dia anak orang kaya. Rambutnya hitam panjang dan ia sangat senang mengikatnya. Pipinya ranum, bibir tipis dan matanya indah sekali. Dia selalu pulang di antar oleh ayahnya menggunakan mobil, aku sering melihat bila saat duduk di halte menunggu angkot. Aku hanya bisa senyum-senyum dari sebrang jalan. Dari sebrang hatinya.
Aku sudah lama menyukainya. Dia adalah teman SMP yang hanya beda beberapa kelas denganku. Banyak interaksi yang coba aku lakukan dengan dia. Saat dia jajan di kantin, aku coba untuk menyapa. Reaksinya hanya senyum tipis saja, kadang tidak menghiraukan. Aku pernah menemani dia jalan pas mau pulang, namun entah kenapa jalannya tiba-tiba jadi sangat cepat dan hal-hal lainnya yg seperti itu. Aku mencoba mengingat semuanya namun gagal, terlalu lama terkubur dan terlalu jauh untuk di bangkitkan.
Yang aku ingat, waktu itu ada temanku yang meminta untuk di kenalkan dengan bila. Karena diantara temannya hanya aku yang kenal sama bila, dia meminta bantuanku. Temanku meminta kontak bila, lalu aku kasih kontaknya dan akhirnya mereka jadian. Akhirnya aku memutuskan untuk selesai.
Tidak ada yang salah saat tuhan menciptakan aku. Aku menganggap cinta adalah hal yang indah dan bertepuk sebelah tangan adalah cara semesta untuk membuat dia disandingkan dgn yg terbaik. Aku tidak usah repot-repot menjadi langsing dan jago olahraga hanya untuk menarik perhatian dia. Aku hanya perlu repot memaksimalkan kelebihan yang aku punya. Manusia tidak tercipta untuk melakukan segalanya. Manusia tercipta untuk melakukan sesuatu.
Manusia adalah tempatnya ketidaksempurnaan, dan saat sebelah matanya hanya melihat ketidaksempurnaanmu, maka berhentilah melakukan yang terbaik untuknya.
Lebih daripada itu, setiap cinta yang bertepuk sebelah tangan selalu menyisakan cerita yang seru untuk di bahas saat semua luka sudah mendewasa
dan oleh karena itu, aku selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar