Rabu, 13 Januari 2016

Catatan kecil pendosa yg berdo'a

Selamat pagi gerimis.

Kembali kau memegang seluruh semesta pagiku, seperti biasa, alurnya sudah bisa ku nikmati dalam secangkir gebu yang terombang-ambing dingin. Aku mendengarkan lagu tigapagi yang berjudul tangan hampa dan kaki telanjang.

Aku bersujud tepat saat tuhan memanggil. Deraiku menjadi saksi bahwa aku masih tetap bukan yang terbaik diantara jutaan lainnya. Dosa yang bergelimang membuatku isak-isak rindu pada surga. Harumnya, bahagianya dan orang-orang di dalamnya.

Sujudku membuatku merasa sangat rendah dan tidak ada apa-apanya. Aku hanya seonggok sub atom diantara semesta yang sangat-sangat luas. Aku sangat kecil. Aku tidak berarti apa-apa. Do'aku mungkin tidak menembus langit, karena langit pun penuh dengan awan hitam dosaku.

Namun, jika nanti do'aku menembus langit. Dalam dosa sekian tanpa angka ini, aku berdo'a

Semoga orang tuaku jadi ahli surga. Tempatkan mereka di firdaus, biarkan mereka menikmati manis surga, semoga kelak mereka terbalut sutera dengan wangi-wangi kasturi dan tanpa harus mereka memikirkan kuliah anaknya, pendidikan, hidup yang berat, dan segala keduniawian yg semu namun terasa menyayat. Aku ingin do'a ini yang pertama sampai ke pada-Nya.

Semoga adik-adikku jadi orang yg berguna bagi semua orang. Mampu rendah hati namun dengan ilmu yang tinggi. Dermawan pada semua orang. Dibahagiakan dunianya, di kokohkan di surga. Di kuatkan jiwanya. Semoga adik-adikku tumbuh menjadi tunas bangsa, tumbuh mencetak sejarah dan dirindukan.

Semoga sanak saudaraku diberikan kemudahan. Membangun setiap mimpi dengan rapih dan sukses.

Semoga semua teman-temanku di berikan jalan yg mudah untuk menempuh bukit berbatu hidup yg curam. Di mudahkan cita-citanya dan di sukseskan.

Semoga semua orang di dunia di lancarkan rezekinya dan di berikan ketenangan hati.

Semoga aku lebih baik dari sebelumnya dan do'a yang aku sampaikan berurutan sampai ke langit.

Semoga do'a ini menyerbu langit terus menerus, sampai pada suatu saat nanti, pada suatu malam dimana aku akan mati, ketika aku melihat izrail akan mencabut nyawaku, aku sudah melihat surga dan neraka. Aku melihat semua do'aku terkabul. Lalu aku tercabut selembut kapas.

Pada saat hari kematianku nanti, aku hanya ingin meninggalkan dua anak yang sholeh, dua kalimat syahadat dan senyuman.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar