Kamis, 23 April 2020

The Pattern Of Life

Sadar atau tidak sadar, hidup kita memiliki sebuah pola. Kadang kita merasakan pernah mendapati diri kita dalam suatu kejadian yang sama seperti sebelumnya atau mendapati diri kita menerima perlakuan yang sama dari orang lain. Ini adalah yang aku sebut dengan The Pattern of Life.

Setiap orang memiliki satu garis hidup yang dia ciptakan setiap kali satu detik dia berjalan ke arah masa depan. Setiap lengkungan atau garis panjang yang dia ciptakan itu adalah sepenuhnya hak orang tersebut, tapi untuk memilih akan bersinggungan dengan garis hidup yang lain itu diluar kekuasaan kita.

Garis demi garis yang diciptakan oleh satu orang ini akan menciptakan sebuah pola. Pola ini tercipta dari pergerakan setiap individu dalam suatu lingkaran yang besar. Lingkaran ini adalah suatu lingkungan dari beberapa orang yang hidup dalam satu bentuk. Lingkaran yang kita punya berbeda-beda, namun yang jelas jumlahnya lebih dari satu karena seiring dengan bertumbuhnya kita, semakin banyak lingkaran yang kita masuki. Namun, hanya ada satu kita dalam sekian banyak lingkaran dan gerakan garis yang kita ciptakan akan sama dalam semua lingkaran.

Lingkaran-lingkaran ini seperti lingkaran keluarga, lingkaran teman SD, Lingkaran teman SMP, SMA dan seterusnya, Lingkaran orang yang pernah kita cintai, lingkaran pertemuan dengan orang dalam suatu event dan banyaak lagi contoh yang lainnya. Jumlah orang dalam satu lingkaran bisa sangat beragam dan jumlah lingkaran yang dimiliki satu orang juga bisa sangat banyak. Tidak hanya yang sudah pernah bersinggungan, lingkaran ini juga bisa saja karena beririsan dengan lingkaran lain, seperti misalnya kita memiliki lingkaran teman SD, dalam satu titik bersinggungan lalu terpisah, dan di titik lain kita bersinggungan lagi, mereka telah membawa lingkarannya masing-masing lalu beririsan dengan lingkaran kita sehingga menjadi sebuah irisan takdir.

Irisan-irisan inilah yang terkadang membuat kita bergabung pada banyak lingkaran baru, jika di zoom out, lingkaran-lingkaran dan irisan-irisan inilah yang akhirnya menciptakan The Pattern Of Life.

Pola ini memiliki kedekatan dengan alam bawah sadar kita, merekam lingkaran mana saja yang pernah kita ciptakan atau lewat irisan mana kita masuk ke lingkaran orang lain. Itulah yang membuat bisa saja sebenarnya semua manusia terhubung, karena mungkin saja orang yang sedang bersinggungan dengan kita pernah bersinggungan dengan orang yang dulu pernah bersinggungan dengan kita. Hmmm belibet ya, tapi paham kan maksudnya?

Garis yang bersinggungan ini berupa ruang, waktu dan kondisi yang sama. Jadi jika kita sedang berada dalam stasiun kereta yang ternyata pada saat itu dan di waktu itu tanpa kalian sadari ada Najwa Shihab disitu, itu bisa disimpulkan kalian dalam satu lingkaran dan bersinggungan dengan Najwa Shihab tanpa kalian sadari. Hebat bukan?

Singgungan adalah sebuah pertemuan yang disengaja atau tanpa sengaja antara satu garis dengan garis yang lain dan berpisah. Sementara jika satu garis dengan garis yang lain bertemu itu dinamakan titik. Titik ini adalah momen bertemunya semua garis dalam waktu yang relatif. Ketika kita masuk sekolah, berarti kita dan teman-teman kita sedang berada dalam satu titik. Kita bisa saja menciptakan/tidak sengaja terciptakan titik dengan garis-garis yang lain. Inilah yang kadang disebut dengan takdir. Takdir ini tidak ada yang kebetulan, karena kita semua pernah bersinggungan, sehingga singgungan itu menciptakan jalan untuk kita akan kemana dan dengan siapa dan bagaimana kita akan bersinggungan dengan keadaan yang akan datang.

Menurutku, takdir adalah The Pattern Of Life yang sedang digambar langsung oleh Sang Maha. Selayaknya seorang seniman yang telah memiliki visi terhadap karya seninya, Sang Maha tau bagaimana pola ini akan menciptakan sebuah pola yang indah. Jadi sebenarnya, in the end, kita adalah karya seni Tuhan yang paling indah.

Jika dipikir, mengapa Tuhan mengatakan bahwa laki-laki baik untuk wanita yang baik, itu karena Sang Maha sudah tau bahwa setiap singgungan yang tercipta akan mengarahkan kita ke titik yang sesuai dengan singgungan-singgungan yang sebelumnya. Karena sebuah karya seni butuh harmonisasi.

Aku jadi teringat ajaran senpai bobo di sebuah kelas buddha bahwa buddha itu mengenal karma. Karma baik maka hasilnya baik. Karma buruk hasilnya buruk. Memang benar, setiap titik yang pernah kita lalui dan singgungan yang kita ciptakan itu akan menghatarkan kita pada titik-titik lain yang memiliki persamaan garis.

Hal buruk yang terjadi sama kita dan Tuhan mengatakan bahwa akan mengampuni hamba-Nya sala satunya lewat ujian mungkin adalah untuk membuat garis ini menemukan titik-titik yang tepat sehingga menghasilkan karya yang indah.

Maka dari itu, jika hidup terasa terlalu berat, anggaplah bahwa kita sedang butuh effort yang lebih untuk melengkung ke arah yang benar daripada lurus di jalan yang salah.

Dan pada saatnya tiba, kita akan bertemu di titik yang indah dengan seseorang yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar