Awal tahun ini aku memiliki pacar, untuk pertama kalinya setelah 10 tahun terakhir. Wow. Pertemuan kita terjadi dari arah yang tidak disangka-sangka.
Selama pacaran kita memiliki banyak waktu untuk bersama, kita piknik ke kebun teh, kita melawan monyet di hutan pinus bersama, nonton bioskop, karokean dan lain-lain.
Namun ternyata banyak perbedaan yang kita miliki selama ini, perbedaan yang memang tidak bisa disatukan. Seperti misalnya sikap, aku yang mencoba untuk memiliki hubungan yang hangat dengan percakapan, dia yang dingin dan tidak bisa mengembangkan percakapan. Selera musik kita. Cara kita menghargai waktu bersama.
Awalnya aku berpikir bahwa apapun kekurangan dia dalam hubungan ini aku mencoba sebaik mungkin untuk menerima, aku ingin belajar untuk jadi versi terbaik diriku dalam menjadi pasangan. Namun ketika seorang teman memberitahu aku bahwa menghargai pasangan memang penting, tapi jangan sampai melupakan dirimu. dari situ aku sudah mulai sadar bahwa kita memang beda.
Akhirnya aku mencoba untuk mengkomunikasikan apa yang aku rasakan dan dia setuju-setuju saja. Setelah beberapa waktu, dia tetap saja seperti itu, dari situ aku sudah yakin bahwa kita memang beda.
Lalu pada suatu malam, kita berdiskusi lagi, setelah emang setelah berdiskusi banyak, ternyata prioritas kita berbeda, akhirnya kita sepakat untuk tidak bersama lagi. Kita berpisah dengan baik-baik.
Pesan yang ingin aku sampaikan adalah it's ok to say goodbye.
Banyak orang yang terjebak pada hubungan yg tidak sehat karena terlalu takut untuk melepaskan. Padahal, kamu juga berhak bahagia. Cinta itu hubungan dua arah. Dalam sebuah hubungan, saat kamu mencintai seseorang, kamu juga harus merasa dicintai.
Bila kamu merasa tidak dicintai, maka komunikasikan, jika pasanganmu mencintai kamu juga, dia akan berusaha untuk berubah, jika tidak berubah berarti memang tidak cocok. Jangan dipaksakan sebelum terlalu jauh. Tidak semua kepingan puzzle harus ditemukan dalam sekali coba.
Mungkin berat karena sudah terlampau melewati waktu yang lama dengannya, namun coba tanyakan ini kepada dirimu, karena yang tau kamu adalah kamu sendiri. "Jika saya menikah dengannya, apakah kekurangannya bisa saya terima?"
Menurutku ada juga kekurangan yang bisa kita terima. Misalnya, karena aku orangnya cenderung santai, maka jika pasangan aku keras kepala aku bisa menerima. Karena ketika memikirkan menikah, anggap saja kamu tidak punya kesempatan untuk berpisah. Maka, kamu harus memikirkan matang-matang, apakah hubungan kamu sudah baik atau malah toxic?
Sayangi dirimu, lalu kamu bisa menyayangi apapun di dunia ini.