Nemu ini di dokumen. Lupa belum di posting. Lumayan.
Selamat Sore sejuk semilir angin 1 februari 2016.
Haru yang melankolis di depan gedung A yang sedang di
lagukan nina bobo oleh angin dingin musim hujan. Aku hanya di temani oleh sepi
yang sedang menari-nari di depan mata dan 2 pasang daun yang baru saja jatuh
dari pohon. Melayang-layang, seolah menemani sepi dalam tariannya.
Hal yang membuatku melankolis hari ini adalah seorang wanita
yang memutuskan untuk berubah menjadi lebih baik. Aku merayakannya dengan
menulis di atas lembar virtual. Mungkin tidak hanya aku, semesta pun ikut
merayakannya. Merkurius sedang berbincang dengan venus, mereka mengatakan ada
seorang mahluk bumi yang sedang bahagia. Andromeda memeluk rasi bintang
sagitarius, menunjukkan betapa bahagianya dia melihatmu begitu. Sementara bumi
melambatkan rotasinya dan membuatkanku banyak waktu untuk menuliskan ini.
Terimakasih semesta.
Tidak ada yang terlambat untuk berubah terhadap sesuatu yang
lebih baik. Seperti luka yang bercucuran darah, dia harus berusaha untuk
berubah agar menjadi kulit yang halus kembali. Semua manusia berhak untuk
berubah. Tidak untuk menjadi suci, namun untuk menjadi lebih baik. Namun untuk
menjadi contoh baik untuk generasi selanjutnya.
Aku sangat bersyukur. Mungkin setelah ini aku akan lebih
jauh, maksudnya mungkin setelah ini aku harus lomba lari di sirkuit dengan
orang lain yg memakai motor 500 cc. Tapi gapapa,
aku ambil aja hikmahnya. Bahwa mungkin keterbatasan dalam mencintai itu memang
benar-benar ada. Cinta kepada manusia diciptakan oleh manusia dan segala
sesuatu yang diciptakan oleh manusia ada batasnya. Mungkin aku sudah sangat di
ujung batas saat mencintaimu. Aku harus mencari batas lain yang mungkin bisa
memaklumi keterbatasanku. Mungkin lebih halusnya, relakan saja.
Aku sudah ikhlas. Mungkin aku harus mencari wanita
yang juga random dan cara berpikir yang sama. Agar bisa nyambung dengan pola pikir yang isu nya di gunakan oleh kebanyakan orang cerdas ini. Awalnya aku pikir perbedaan
diantara kita akan membuat kita keren. Tapi pada kenyataannya tidak. Kita
berada pada lingkaran perbedaan yang harus terpisah seperti burung dan ikan
paus. Bukan pada lingkaran perbedaan yang keren seperti warna dalam pelangi.
Awalnya aku pikir, kita bisa saling mengucapkan selamat
malam dalam beberapa tahun kedepan dan merayakan lucunya anniversary yg
sederhana.
Namun kenyataannya tidak. Lemak dalam tubuhku ini menutupi semua
rasa tulus. Dunia yang berkonspirasi dengan beberapa lelaki membuatku terjungkal terjun
bebas menuju laut lepas. Kenyataannya, hidup tak seperti FTV. Protagonis selalu
menang dan mengibarkan bendera setelah perjuangan. Dalam kehidupan, Protagonis
ada kalanya gagal dan ceritanya selesai. Dalam FTV, protagonis tidak akan
gagal. Sekalipun gagal, FTV nya belum selesai.
Aku dan kamu tidak akan bisa menjadi kita.
Aku dan
kamu memang hanya tertakdir untuk jadi bagian dari mereka. Hanya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar