Jumat, 05 Februari 2016

Temui aku di musim hujan


Nemu ini di dokumen. Lupa belum di posting. Lumayan.

Selamat Sore sejuk semilir angin 1 februari 2016.

Haru yang melankolis di depan gedung A yang sedang di lagukan nina bobo oleh angin dingin musim hujan. Aku hanya di temani oleh sepi yang sedang menari-nari di depan mata dan 2 pasang daun yang baru saja jatuh dari pohon. Melayang-layang, seolah menemani sepi dalam tariannya.

Hal yang membuatku melankolis hari ini adalah seorang wanita yang memutuskan untuk berubah menjadi lebih baik. Aku merayakannya dengan menulis di atas lembar virtual. Mungkin tidak hanya aku, semesta pun ikut merayakannya. Merkurius sedang berbincang dengan venus, mereka mengatakan ada seorang mahluk bumi yang sedang bahagia. Andromeda memeluk rasi bintang sagitarius, menunjukkan betapa bahagianya dia melihatmu begitu. Sementara bumi melambatkan rotasinya dan membuatkanku banyak waktu untuk menuliskan ini. Terimakasih semesta.

Tidak ada yang terlambat untuk berubah terhadap sesuatu yang lebih baik. Seperti luka yang bercucuran darah, dia harus berusaha untuk berubah agar menjadi kulit yang halus kembali. Semua manusia berhak untuk berubah. Tidak untuk menjadi suci, namun untuk menjadi lebih baik. Namun untuk menjadi contoh baik untuk generasi selanjutnya.

Aku sangat bersyukur. Mungkin setelah ini aku akan lebih jauh, maksudnya mungkin setelah ini aku harus lomba lari di sirkuit dengan orang lain yg memakai motor 500 cc. Tapi gapapa, aku ambil aja hikmahnya. Bahwa mungkin keterbatasan dalam mencintai itu memang benar-benar ada. Cinta kepada manusia diciptakan oleh manusia dan segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia ada batasnya. Mungkin aku sudah sangat di ujung batas saat mencintaimu. Aku harus mencari batas lain yang mungkin bisa memaklumi keterbatasanku. Mungkin lebih halusnya, relakan saja.

Aku sudah ikhlas. Mungkin aku harus mencari wanita yang juga random dan cara berpikir yang sama. Agar bisa nyambung dengan pola pikir yang isu nya di gunakan oleh kebanyakan orang cerdas ini. Awalnya aku pikir perbedaan diantara kita akan membuat kita keren. Tapi pada kenyataannya tidak. Kita berada pada lingkaran perbedaan yang harus terpisah seperti burung dan ikan paus. Bukan pada lingkaran perbedaan yang keren seperti warna dalam pelangi.

Awalnya aku pikir, kita bisa saling mengucapkan selamat malam dalam beberapa tahun kedepan dan merayakan lucunya anniversary yg sederhana.

Namun kenyataannya tidak. Lemak dalam tubuhku ini menutupi semua rasa tulus. Dunia yang berkonspirasi dengan beberapa lelaki membuatku terjungkal terjun bebas menuju laut lepas. Kenyataannya, hidup tak seperti FTV. Protagonis selalu menang dan mengibarkan bendera setelah perjuangan. Dalam kehidupan, Protagonis ada kalanya gagal dan ceritanya selesai. Dalam FTV, protagonis tidak akan gagal. Sekalipun gagal, FTV nya belum selesai.

Aku dan kamu tidak akan bisa menjadi kita.
Aku dan kamu memang hanya tertakdir untuk jadi bagian dari mereka. Hanya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar