Minggu, 22 November 2015

Perspektif


Sahabat trisandiku yang sedang dirundung duka, kesedihan bukanlah sebuah jalan buntu. Justru kesedihan adalah cara tuhan merekonstruksi jalan hidup kita agar lebih indah.

Banyak kisah yang berakhir indah setelah kesedihan yang sangat pedih, lalu mengapa kita masih berpikir bahwa matahari hanya bersinar pada orang-orang yg bahagia, hujan hanya turun pada orang-orang yg punya uang, bumi yang penuh pepohonan hanya untuk orang-orang yg mempunyai pasangan dan dunia sudah runtuh bersama jutaan galaxy dibawa bersamanya. Hidupmu tidak sekacau itu.

Alam tempatmu bernafas tidak seburuk yang kamu pikir. Alam bersinergi dengan tuhan menciptakan keseimbangan dan keadilan. Matahari masih bersinar untuk siapa saja, hangatnya masih bisa di nikmati oleh siapapun, bahkan orang yang sedang putus asa sekalipun. Hujan tidak hanya turun pada orang yg bermahkotakan uang, pengemis di jalanan pun masih bisa menikmati hujan. Dunia masih belum runtuh, 650 juta galaxy masih bersinar indah di langit hitam. Hidupmu tidak sekacau itu, sahabat trisandiku.

Ada dua hal yang membedakan antara orang bahagia dengan orang yang sedih, yaitu perspektif.  Cara kamu memandang kesedihan berbeda dengan orang-orang yang kau anggap bahagia.  Apakah kamu pikir orang yang terlihat bahagia itu tidak punya kesedihan?

Tahun 2013 saya bertemu dengan seorang wanita yang kaya raya, cantik, gaul, manis dan kemana-mana bawa mobil. Almost perfect.

Waktu itu kita bertemu dalam sebuah acara musik, kebetulan teman saya adalah juga temannya. Lalu, beberapa hari kemudian kita ngobrol dan ternyata kita nyambung. Dia pribadi yang unik dan lucu. Waktu itu aku pikir ini adalah sosok bidadari.

Lalu percakapan kita mengarah ke sebuah tema tentang kehidupan masing-masing. Waktu itu saya bercerita banyak hal tentang segala kesedihan saya. Saya bercerita padanya bahwa saya adalah orang paling tidak beruntung di dunia.

Lalu dia bertanya “kamu masih punya orang tua?”

“ya, tentu. Namun mereka sedang sakit-sakitan. Saya bingung karena selagi mereka sakit saya hanya merepotkan mereka”

“Kamu tau rasanya tidak punya orang tua? Kamu tau rasanya di tinggalkan kekasih setelah semuanya di serahkan?”

“Nggak.”

“aku gatau orang tua aku siapa. Aku diadopsi dari panti asuhan dan selama 20 tahun aku tidak merasakan kasih sayang dari orang tua. Orang tua angkatku hanya memberikanku uang dan uang. Seolah uang bisa membuat aku bahagia. Lalu aku berpacaran dengan seorang lelaki, aku sudah menganggap dia sebagai orang yg menyuplai kasih sayang selain orang tua. Sudah aku serahkan seluruh yg aku punya tapi satu bulan yg lalu dia pergi bersama orang lain yang sepertinya tidak lebih baik dariku.”

“Lalu sekarang apa yang membuat kamu bahagia?”

“Caraku memandang kebahagiaan. Aku menutup mata pada kehidupan kelamku. Aku berpikir bahwa kebahagiaan itu tersebar di seluruh penjuru bumi. Masalahnya hanya mau kah kita merasakannya atau malah menggeluti kesedihan yang akhirnya akan semakin perih?.”

“Caranya?”

“Mungkin kamu tidak menyadari bahwa tuhan menciptakan dunia ini dengan penuh kebahagiaan. Seperti hal-hal kecil yg seringkali tidak disadari. Misalnya bertemu dengan banyak teman, ngopi di sore hari sambil menelisik suara angin dan daun-daun yg jatuh, membuat nasi goreng kambing sendiri dan jika seandainya kamu tidak punya hal lain yg bisa di lakukan, beruntunglah karena kamu masih punya bibir untuk tersenyum. Meskipun memang tidak menyelesaikan duka, tapi setidaknya bisa membuat keadaan lebih baik. Begitulah cara senyum bekerja.”

“ooh.”

Hanya satu kalimat ‘ooh’ yang mewakili seluruh kekaguman saya kepadanya.
Dari percakapan di atas sudah sangat menjelaskan bahwa tidak semua kesimpulan kita tentang seseorang adalah benar.

Dengan begitu, wahai sahabat trisandiku, marilah kita mulai menemukan kebahagiaan kita, agar kita bisa tetap positif menghadapi kesedihan sepilu apapun. Bermanja-manja dengan air mata di depan manusia hanya akan menunjukkan betapa lemahnya kamu, tapi tidak jika di depan Yang Maha Segalanya.

“Dalam kesendirian, biarkan air matamu menjadi bahasa penjelasan pada tuhan. Di keramaian, biarkan senyum yg menjelaskan betapa kuatnya kamu - trisandiku”

Selamat berubah sahabat trisandiku. #YukSenyum



Tidak ada komentar:

Posting Komentar