Aku sedang campur aduk sekarang. Bahagia,rindu,kecewa,biasa
saja, ingin tertawa dan semuanya. Sekarang aku akan menulis tanpa menghapus dan
mengedit. Biarkan semua campur aduk ini mengalir ke darah yg menggerakan jemari
agar beradu dengan keyboard. Yuk mulai.
Sedih
Kamu adalah hasil dari buah pikiran yg merayu ke setiap
debu-debu di nebula yang mengiritasi malam kelam. Sedikit saja harum tubuhmu
mengispirasi pujangga untuk menggoreskan pena di atas nyanyian heningnya.
Jerami terbakar oleh senandungmu, begitu panas sehingga hati ini leleh di
buatnya. AKu berjalan-jalan ke andromeda melihat-lihat bintang kejora
memancarkan air mata. Bergerak secara fiksi menuju nirwana yang semu. Mengisi
rindu dan tatapan demi tatapan untuk kekasih yang sedang bercengkrama dengan
orang lain yang ternyata adalah alien tak bersarang. Kita bukanlah anion dan
kation yang harus selalu ada dalam sebuah reaksi, kita adalah palu dan permen,
gak ada hubungan apapun sama sekali. Jika kamu bisa memberi sebuahn senyum,
maka aku hanya mampu memberikanmu sebuah rasa tulus yang mungkin lebih dari
ikhlas. Haha. Lucu sekali caramu tertawa, namun lebih lucu caramu menyakitiku.
Rindu
Terkadang aku rindu padamu. Rindu pada setiap butir air di
kacamatamu saat hujan tun membasahi kita. AKu rindu pada setiap mengigilmu
diantara udara dingin. Aku rindu pada pelukan seorang bidadari yang terjebak di
bumi. Aku rindu saat kira berdua bertatapan pada layar hendpon kita
masing-masing dan senyum-senyum di tempat yang berbeda sambil berbalas pesan.
Rasanya saat itu tidak ada hal lain pun yang habis untuk dibicarakan. Dunia
adalah milik kita berdua, namunmkita menggratiskan oranglain untuk numpang di
duia kita. Aku rindu pada caramu tersipu malu, dan aku rindu pada deg-degan
yang selau ser-seran saat aku bertemu denganmu. Aku rindu pada setiap oksigen
yang kita perebutkan saat kita sedang duduk berduaan memakan ramen level 4, kau
menyusuti keringatku. Namun sayang, makan ramen itu hanya fiktif belaka,
nyatanya kau makan ramen bersama orang lain. Yang mungkin lebih pantas untuk
mengajakmu kesana. Sialan. Aku rindu pada fret-fret gitar yang kau mainkan,
mendengarkan suara dari gitarmu dengan mata terpejam dan mengagumi betapa
menakjubkannya dirimu. Aku rindu pada alam yang sudah membuat garis tangan kita
bersinggungan, untuk kembali berjauhan.
Biasa aja.
Biasa aja sih sebenernya. Gak ada hal yang aku ingin
ceritakan, namun daripaa gak ada bahan mending kita cerita ngasal aja. Jadi
waktu itu ada sebuah bintang jatuh ke atas samudra atlantik. Gue sama si aurora
mengejarnya menggunakan pensil warna yang kita susun menjadi sebuah rakit. Kita
mengarungi lautan luas dengan rakit itu. Kita makan ikan paus di perjalanan,
lumayan, bekal satu bulan. Karena gue sama aurora emang rakus. Kita makan ikan
paus pake nasi yang di tumbuhkan di cianjur. Emang agak pulen, gue makan nasi
pake mulut, tapi aurora pake kupingnya. Dia emang sati. Btw kita udah keluar
dari perbincangan, yuk kita balik lagi. Jadi bintang yang kita kejar ternyata
adalah bintang yang mampu membuat kita jadi memiliki kekuatan. Waktu itu gue
menemukan bintang tu lagi santey dengan menyeruput sebuah es kelapa muda yang
dia beli dari tukang batagor. Gue tangkep, akhirnya bintang itu memberi gue
kekuatan sama aurora. Auroroa dapet kekuatan menghilang, dan gue dapet kekuatan
membuat aurora ga bisa hilang. AKhirnya gue dan aurora memutuskan untuk pergi
dan menyesali perjalanan mencari bintang jatuh ini. Karna ga berguna. Masa gue Cuma
dapet kekuatan untuk membuat aurora gak bisa hilang, kan gak adil. Eeh taunya
gue juga dapet kekuatan tambahan setelah sampe rumah, yaitu gue bisa jadi
sarjana secara langsung tanpa skripsi. Jadi gue bisa lulus bareng angkatan
2011. Yee.
Bahagia
Aku bersyukur karena pernah menjadi seorang yang ada dalam
hidup kamu. Meskipun kita cuman sebatas PDKT, dan itupun aneh. Tapi aku bahagia
karena karena dekat denganmulah aku jadi tau bahwa cewe itu butuh cowo yang
bikin nyaman. Aku mungkin lucu, tapi aku gak bikin nyaman. Karenamu lah aku
sekarang jadi tau bahwa aku harus nyari cewe yang nyaman sama cowo aneh,gendut
dan bau belerang kaya aku. Udah gitu doang.
Kecewa
Terkadang kita harus mengecewakan diri kita untuk mencegah
kekecewaan lain di masa depan. Contohnya, gue kecewa karena gue ga bisa untuk
menyapa kamu walau hanya “hey, nih uang satu triliun buat jajan kamu”
Ingin
ketawa.
HAHA.
Yah begitulah. Meskipun tulisannya sangat aneh, tapi
seengganya gue seneng. Itung-itung latihan menulis juga. Gue tau tulisan di
atas emang acak-acakan. Tapi gue biarin aja. Biarkan keorisinalitasan tulisan
gue jadi sejarah untuk di kenang oleh cucu dan cicit gue suatu ketika gue jadi
presiden bolivia. Ya gitu deh. Udah.