Senin, 07 September 2015

Untuk perempuan yang sedang di pelukan, bacalah ini.



Untuk perempuan yang sedang di pelukan, bacalah ini.

Aku sedang menikmati kecantikanmu dari sudut angan. Semoga ini bukan sebuah dosa, karena di khayal sana, aku sedang sangat mencintaimu seperti pena mencintai kertasnya. Kau sedang tersenyum sambil bercerita ringan tentang hari-harimu yang merinduiku.

Katamu, aku adalah satu-satunya lelaki yang menginspirasi harimu dalam mencari ridho-Nya. Dalam hati, aku bergumam, “jauh sebelum kau menganggapku seperti itu, aku sudah menganggapmu seperti itu, sayang”

Disana, di khayalanku, disaksikan oleh dua cangkir teh yg mengeluarkan asap tipis, kau masih terus bercerita tentang kita. Tentang malam-malammu yg gelisah jika aku sudah tertidur lebih dulu, tentang setiap do’a yg kau panjatkan agar kita di ridhoi untuk selalu bersama dan tentang segala hal yang semuanya adalah kita.

Kau nampak lelah dengan kehidupan ini. Lalu kau katakan padaku “Di bawah pelukanmu, aku merasa tergenapi, rasa lelah yg mendera, sirna karena kau adalah energiku. Rasa takut yg menyelimuti, pergi karena kau adalah beraniku, san.” Aku hanya tersenyum, lalu mencium keningmu, dan mengalirkan cinta lewat bibir yg bersentuhan dengan kulit tipis di atas alismu.

Dengan memelukmu, aku merasa seperti sedang menciptakan senjaku sendiri, lalu aku duduk di antara hamparan rumput yang luas, menikmati sepotong roti dan kopi yg tidak terlalu panas. Aku merasa damai. Aku merasa tenang sejenak dari beban hidup yg tak ampun-ampunnya menghujamku.

Karenamu dipelukanku, aku merasa jantung kita berdenyut dalam satu denyutan. Seolah apa yg aku rasa kau pun merasakannya. Seolah setiap jengkal deritaku di perantauan habis terbakar oleh kebersamaan kita.

Karenamu yang terselip di antara bahagiaku, aku merasa seperti apa yg kau rasakan. Kehadiran masing-masing dari kita telah melengkapi masing-masing dari kita.

Saat ini, di khayalan sana, aku sedang tersenyum sambil memejamkan mata karena kau sedang berteduh di bawah usapan tanganku. Betapa beruntungnya aku yang sedang ada disana.


“Dimalam hari. Menuju pagi. Sedikit cemas. Banyak rindunya.”

Selamat malam,kekasih yg masih memperbaiki dirinya utk bertemu denganku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar