Selamat pagi para pengendali rindu
Pagi ini gue belum tidur sama sekali, soalnya dari jam 10 malem sampe shubuh tadi gue asyik menonton Avatar The Legend Of Korra book 3 sama book 4. Entah ini baik atau ngga menurut kalian, cuma gue ngerasa bahagia.
Setelah melihat cerita korra mengalahkan Zaheer dan Kurvira, gue menyadari bahwa ada beberapa hal yg bisa gue aplikasikan dan sekaligus sindirian yg sangat keras juga buat gue. Semoga ini bisa di maklumi sama kamu.
Selama ini gue merasa sudah dewasa dan cukup untuk bisa menjalani sebuah hubungan sama wanita, namun kePDan gue ini salah besar. Gue masih belum dewasa. Gue masih konyol dan kadang melakukan hal-hal spontan yg tanpa gue pikirkan sebab akibatnya. Gue ngerasa gak ada bedanya sama anak kecil. Gue masih egois, keras kepala, senang ngejek temen dan gue masih suka film kartun. Bahkan setelah gue nonton korra gue ngehayal gue bisa jadi the next avatar, tapi gue ga bisa, nanti aja di surga ah.
Gue juga masih suka menyalahkan takdir. Misalnya saat temen gue mendapat penghargaan beasiswa, gue berpikir kalo ini karena takdir dia sebagai orang pinter dan takdir gue sebagai orang yg biasa aja. Dalam kasus lain, misalnya cinta, gue selalu menyalahkan keadaan bahwa gue jomblo karena gue ga seperti temen-temen gue yg punya banyak kesempatan dan mereka gak gendut. Gue rasa mereka terlalu ngegampangin kalo misalkan mereka bilang bahwa gue ga punya pacar karena gue ga punya kemauan. Gue selalu kesel saat mereka ngomong gitu, mereka berkata begitu karena mereka gak merasakan gimana rasanya jadi cowo gendut.
Gue juga masih suka becanda berlebihan, kaya bocah. Gue gatau mana waktunya becanda mana waktunya serius. Kadang gue mendapatkan masalah karena cara becanda gue ini, misalnya pas kasus Meme. Waktu itu gue cuma mikir have fun doang, gak mikirin akibat dari itu.
Gue juga kadang plin plan dan suka lari dari masalah. Meskipun gue sudah diingatkan dalam berbagai kejadian bahwa lari dari masalah itu hanya menumpuk masalah yg akhirnya gue sendiri kewalahan, tapi gue tetep melakukannya. Gue juga selalu punya alasan untuk membela diri sendiri, yang akhirnya alasan itu tidak bisa apa-apa saat gue kewalahan.
Kadang gue juga suka iri sama kehidupan temen-temen di kosan. Gue juga pengen hidup kaya temen-temen kosan gue. Contohnya Ahmad Fauzillah. Meskipun dia kaku dan becandanya garing, tapi di satu sisi gue pengen hidup kaya dia. Dia punya pacar cantik, di segani banyak orang, selalu punya solusi untuk setiap masalah, calon ketua himpunan dan bisa ngejaga omongan. Almost Perfect.
Kadang gue juga iri sama nesa eka setiawan. Dia di gandrungi banyak cewe, humble, banyak yg suka dan jago basket. Almost Perfect.
Gue juga iri sama bu evi, dia selalu bawel nagih uang kosan padahal udah kaya. Almost Perfect.
Tapi gue gak iri sama wendi haffiyan fajri. Dia biasa aja soalnya. Maybe not perfect. WHAHAHA.
Tapi secara keseluruhan, gue menyadari betul bahwa gue ga bisa hidup di kehidupan temen-temen kosan gue.Gue berbeda sama mereka. Beda kultur, beda kondisi ekonomi dan beda segalanya.
But i realize, gue gak akan bisa jadi orang lain karena itu akan membuat orang-orang yg menyayangi gue kehilangan Trisandi Awesome yg mereka kenal dan mereka akan sedih lalu pindah ke Selandia Baru.
By the way, gue sudah nonton semua seri avatar. Mulai dari aang,korra dan avatar-avatar sebelumnya.
Mulai dari bagaimana aang ditemukan oleh katara dan sokka, menghadapi kenyataan bahwa seluruh keluarganya sudah di musnahkan negara api, belajar 3 elemen dalam waktu yg singkat, menghadapi ancaman terbesar dan bagaimana dia menghadapi takdirnya saat anak remaja memegang takdir dunia.
Gue juga melihat bagaimana perjuangan korra menghadapi musuh-musuh yg semakin aneh. Mulai dari amon sang penghilang pengendalian, unalaq yg picik, zaheer dan kawan-kawannya yg sinting sampai dengan kurvira yg arogan.
Sebenernya ada banyak hal yg bisa gue ambil dari kartun ini, namun gue terlalu bodoh karena keasyikan menghayal seolah-olah gue bisa jadi pengendali udara.
Namun pagi ini berbeda dari waktu yg sebelum-sebelumnya yg gue habiskan untuk menonton avatar.
Pagi ini, ada sesuatu yg gue dapet dari kartun yg gue gemari sejak kemunculannya.
Gue menyadari bahwa tidak ada hal yg mustahil jika kamu percaya pada hatimu, mau belajar dari kegagalan dan memaafkan dirimu jika gagal.
Gue juga jadi tau bahwa ternyata tidak ada keadaan yg salah, yang salah adalah cara kita melihat keadaan itu.
Thanks Aang. Thanks Korra.
Mungkin sekarang gue masih kekanak-kanakan, sering bertindak spontan, aneh dan malu-maluin. Namun yakinlah 5 atau 10 tahun lagi, gue akan mendewasa seiring dengan banyak kegagalan yg akan gue jadikan buku panduan.
Tapi gue gak akan berubah secepat power ranger saat menghadapi musuhnya. Gue harus melewati proses dan disitu gue akan mengadapi banyak kegagalan dan menghadapi betapa perihnya hidup ini, lalu satu persatu kegagalan itu akan mendewasakan gue hingga akhirnya kau menjadi bagian dari nafas ini. Amin.
Dan aku butuh kamu untuk tumbuh. Karena kamu kegagalan aku yg paling besar. Aku gagal berhenti mengingat sebegitu mengagumkannya dirimu.
Hahapasih. Tapi inget yah pesen aku. Langkahkan kaki kanan dulu sebelum masuk masjid dan jangan lupa senyum.
I Love You
Pagi ini gue belum tidur sama sekali, soalnya dari jam 10 malem sampe shubuh tadi gue asyik menonton Avatar The Legend Of Korra book 3 sama book 4. Entah ini baik atau ngga menurut kalian, cuma gue ngerasa bahagia.
Setelah melihat cerita korra mengalahkan Zaheer dan Kurvira, gue menyadari bahwa ada beberapa hal yg bisa gue aplikasikan dan sekaligus sindirian yg sangat keras juga buat gue. Semoga ini bisa di maklumi sama kamu.
Selama ini gue merasa sudah dewasa dan cukup untuk bisa menjalani sebuah hubungan sama wanita, namun kePDan gue ini salah besar. Gue masih belum dewasa. Gue masih konyol dan kadang melakukan hal-hal spontan yg tanpa gue pikirkan sebab akibatnya. Gue ngerasa gak ada bedanya sama anak kecil. Gue masih egois, keras kepala, senang ngejek temen dan gue masih suka film kartun. Bahkan setelah gue nonton korra gue ngehayal gue bisa jadi the next avatar, tapi gue ga bisa, nanti aja di surga ah.
Gue juga masih suka menyalahkan takdir. Misalnya saat temen gue mendapat penghargaan beasiswa, gue berpikir kalo ini karena takdir dia sebagai orang pinter dan takdir gue sebagai orang yg biasa aja. Dalam kasus lain, misalnya cinta, gue selalu menyalahkan keadaan bahwa gue jomblo karena gue ga seperti temen-temen gue yg punya banyak kesempatan dan mereka gak gendut. Gue rasa mereka terlalu ngegampangin kalo misalkan mereka bilang bahwa gue ga punya pacar karena gue ga punya kemauan. Gue selalu kesel saat mereka ngomong gitu, mereka berkata begitu karena mereka gak merasakan gimana rasanya jadi cowo gendut.
Gue juga masih suka becanda berlebihan, kaya bocah. Gue gatau mana waktunya becanda mana waktunya serius. Kadang gue mendapatkan masalah karena cara becanda gue ini, misalnya pas kasus Meme. Waktu itu gue cuma mikir have fun doang, gak mikirin akibat dari itu.
Gue juga kadang plin plan dan suka lari dari masalah. Meskipun gue sudah diingatkan dalam berbagai kejadian bahwa lari dari masalah itu hanya menumpuk masalah yg akhirnya gue sendiri kewalahan, tapi gue tetep melakukannya. Gue juga selalu punya alasan untuk membela diri sendiri, yang akhirnya alasan itu tidak bisa apa-apa saat gue kewalahan.
Kadang gue juga suka iri sama kehidupan temen-temen di kosan. Gue juga pengen hidup kaya temen-temen kosan gue. Contohnya Ahmad Fauzillah. Meskipun dia kaku dan becandanya garing, tapi di satu sisi gue pengen hidup kaya dia. Dia punya pacar cantik, di segani banyak orang, selalu punya solusi untuk setiap masalah, calon ketua himpunan dan bisa ngejaga omongan. Almost Perfect.
Kadang gue juga iri sama nesa eka setiawan. Dia di gandrungi banyak cewe, humble, banyak yg suka dan jago basket. Almost Perfect.
Gue juga iri sama bu evi, dia selalu bawel nagih uang kosan padahal udah kaya. Almost Perfect.
Tapi gue gak iri sama wendi haffiyan fajri. Dia biasa aja soalnya. Maybe not perfect. WHAHAHA.
Tapi secara keseluruhan, gue menyadari betul bahwa gue ga bisa hidup di kehidupan temen-temen kosan gue.Gue berbeda sama mereka. Beda kultur, beda kondisi ekonomi dan beda segalanya.
But i realize, gue gak akan bisa jadi orang lain karena itu akan membuat orang-orang yg menyayangi gue kehilangan Trisandi Awesome yg mereka kenal dan mereka akan sedih lalu pindah ke Selandia Baru.
By the way, gue sudah nonton semua seri avatar. Mulai dari aang,korra dan avatar-avatar sebelumnya.
Mulai dari bagaimana aang ditemukan oleh katara dan sokka, menghadapi kenyataan bahwa seluruh keluarganya sudah di musnahkan negara api, belajar 3 elemen dalam waktu yg singkat, menghadapi ancaman terbesar dan bagaimana dia menghadapi takdirnya saat anak remaja memegang takdir dunia.
Gue juga melihat bagaimana perjuangan korra menghadapi musuh-musuh yg semakin aneh. Mulai dari amon sang penghilang pengendalian, unalaq yg picik, zaheer dan kawan-kawannya yg sinting sampai dengan kurvira yg arogan.
Sebenernya ada banyak hal yg bisa gue ambil dari kartun ini, namun gue terlalu bodoh karena keasyikan menghayal seolah-olah gue bisa jadi pengendali udara.
Namun pagi ini berbeda dari waktu yg sebelum-sebelumnya yg gue habiskan untuk menonton avatar.
Pagi ini, ada sesuatu yg gue dapet dari kartun yg gue gemari sejak kemunculannya.
Gue menyadari bahwa tidak ada hal yg mustahil jika kamu percaya pada hatimu, mau belajar dari kegagalan dan memaafkan dirimu jika gagal.
Gue juga jadi tau bahwa ternyata tidak ada keadaan yg salah, yang salah adalah cara kita melihat keadaan itu.
Thanks Aang. Thanks Korra.
Mungkin sekarang gue masih kekanak-kanakan, sering bertindak spontan, aneh dan malu-maluin. Namun yakinlah 5 atau 10 tahun lagi, gue akan mendewasa seiring dengan banyak kegagalan yg akan gue jadikan buku panduan.
Tapi gue gak akan berubah secepat power ranger saat menghadapi musuhnya. Gue harus melewati proses dan disitu gue akan mengadapi banyak kegagalan dan menghadapi betapa perihnya hidup ini, lalu satu persatu kegagalan itu akan mendewasakan gue hingga akhirnya kau menjadi bagian dari nafas ini. Amin.
Dan aku butuh kamu untuk tumbuh. Karena kamu kegagalan aku yg paling besar. Aku gagal berhenti mengingat sebegitu mengagumkannya dirimu.
Hahapasih. Tapi inget yah pesen aku. Langkahkan kaki kanan dulu sebelum masuk masjid dan jangan lupa senyum.
I Love You
Tidak ada komentar:
Posting Komentar