Rabu, 28 April 2021

Tidak semua hal terjadi

Kita hidup dalam sebuah dunia yang mengharuskan kita untuk tidak berekspektasi terhadap apapun. Hidup adalah pejalanan yang harus ditempuh dengan langkah bukan dengan angan-angan. Dari semua yang pernah di ekspektasikan, banyak yang tidak terjadi dan kita harus baik-baik saja dengan itu - atau lebih tepatnya dipaksa baik-baik saja.

Masa-masa gelap adalah masa dimana aku tidak menemukan cahaya sedikitpun. Sekarang dan sampai entah kapan. Aku sangat merasa tidak berguna. Jadi, biar kuceritakan kepadamu sekarang. Duduklah.

Aku telah dua kali melamar wanita. Saat itu, aku pikir menikah dengan orang yang kita cinta akan menjadi sebuah goals yang membuat hidup akan jadi lebih indah. Untuk tertawa bersama dan hidup dalam percakapan-percakapan ringan yang menyenangkan setiap malamnya. Tanpa menikah, tidak ada jaminan bahwa kita akan lebih dekat ke selamanya. Namun semuanya berakhir tidak baik-baik saja yang mana I have to deal with it. 

Kita mulai dari yang pertama. Seorang wanita baik penuh dengan gairah untuk hidup, pintar dan lucu. Dia mampu melihat hal-hal dengan sangat murni dan seimbang. Sudut pandang yang tidak pernah aku bisa capai karena otak aku separuhnya adalah hati. Sering sekali kita membicarakan hal-hal yang membuat aku sangat excited jika berbicara dengannya. Kita membedah semua hal yang terjadi di bumi, membuka kemungkinan-kemungkinan baru yang menjadi bahan bakar tawa kita. Kita membedah langit sampai partikel terkecil dari anatomi tubuh justin tiffani. Sangat menyenangkan untuk menghabiskan hidup dengannya. Aku sangat jatuh cinta padanya, waktu itu, di waktu yang tidak pernah aku bayangkan akan segelap ini.

Cara dia berpikir adalah request aku terhadap Tuhan tentang siapa yang aku inginkan hidup bersama dan menghabiskan cangkir-cangkir malam bersama. Aku butuh penyeimbang. Aku sebagaimana sebuah elektron yang kelebihan gaya sentrifugal sehingga aku butuh proton di inti agar aku berputar mengelilinginya. Namun, aku bukan pilihannya. Dia tidak bisa mencintaiku. Bahkan aku tawarkan waktu, dia menawarkan balik kepadaku prinsipnya.

Matahari mulai redup. Malam mulai masuk. Salju turun. Aku tidak punya tempat berteduh. Aku kedinginan, jangankan api, cahaya harap saja tidak aku kutemukan di masa gelap pertama ini aku hilang arah. Mata ku masih berfungsi, namun gelap membuatnya tidak bisa melihat apa-apa. Aku jatuh dalam infinity jurang anjay. Udah sampai situ saja ceritanya. Sisanya aku sudah tidak bisa melanjutkan karena sangat gelap disini.

Yang kedua. Tempat pulang yang aku kira awalnya akan terakhir tenyata tidak sebaik harapannya. Tidak semua harap berujung pada tercapainya mimpi. Tidak semua harap memiliki ujung, kadang kita harus berharap seumur hidup atau berhenti seumur hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar