Aku sedang duduk di pelataran gedung A. Mendengarkan suara beberapa mahasiswa yang masih melakukan aktivitas di jam 19.57 WIB ini. Disini aku sendiri. Ini membuat indra di tubuhku menjadi sangat peka. Aku mencoba menjelaskan beberapa pesan dari partikel karbon dioksida menghantarkan keresahan karena mereka baru saja keluar dari tubuhku.
Aku resah akan sesuatu yang tidak bisa aku selesaikan dan akhirnya menjadi penyesalan. Aku resah karena aku tidak berubah segampang omongan motivator. Aku resah jika seandainya aku tidak bisa menyelesaikan dengan baik apa yang aku mulai. Aku resah akan diriku. Apa yang salah dari orang yang mencoba menjadi lebih baik ini. Apa yang salah dari orang yang selalu ingin menjadikan apa yang dia kerjakan akan menciptakan hasil yang terbaik.
Aku resah dengan kesendirianku. Aku resah bahwasannya wanita yang aku cintai menganggapku aneh dan bikin risih. Padahal, tulus ini sepertinya hanya aku yang bisa melakukannya. Aku resah mengapa aku selalu minder di depan dia. Seolah aku adalah budak yang sedang menghadap ratunya. Aku resah kenapa wanita sekitarku hanya menjadikanku badut, yang bisa mereka datangi saat butuh hiburan, lalu lebur setelah bahagia. Aku resah mengapa dia begitu, apa yang salah dari orang yang ingin wanita yang dicintainya bahagia. Apa yang salah dari seorang lelaki sederhana yang ingin bersandar di bahunya. Apa yang salah dari cinta yang sebenarnya tak juga hilang ini.
Aku resah pada keadaanku saat ini. Aku resah bahwa mungkin aku tidak akan bisa meneruskan pendidikan. Aku resah bahwa mungkin aku tidak akan seperti pertama mimpi bersuara. Aku resah pada setiap rupiah yang masuk ke dalam kantongku. Aku resah karena aku terbatasi oleh rupiah. Aku resah bahwa ternyata wanita yang aku cintai lebih memilih orang yang lebih berada. Aku resah kenapa aku tidak di beri kesempatan yang sama untuk mendapatkanmu. Apa yang salah dari orang yang ingin membahagiakan orang tuanya ini. Apa yang salah dari seorang anak yang ingin mengangkat derajat keluarganya ini. Apa yang salah dari setiap do'a yang aku panjatkan agar masa depanku lebih baik dari hari ini.
Keresahan ini membuat aku sering merenung. Lalu berandai-andai betapa bahagianya hidup dengan orang lain. Seperti punya orang untuk berbagi cerita, menyediakan sureprice di hari ulang tahunku, memperhatikanku saat sedang sakit, maen ke kosan, nonton bioskop bareng dan lain-lain. Aku resah kenapa hidupku tidak seperti teman-temanku. Kebahagiaan mereka lengkap.
Terkadang aku suka mencari perhatian.
Itu
Karena
Aku
Kesepian
Ternyata masalah kebanyakan orang yang bisa membuat orang lain tertawa adalah mereka tidak bisa tertawa seperti mereka.
Aku resah akan sesuatu yang tidak bisa aku selesaikan dan akhirnya menjadi penyesalan. Aku resah karena aku tidak berubah segampang omongan motivator. Aku resah jika seandainya aku tidak bisa menyelesaikan dengan baik apa yang aku mulai. Aku resah akan diriku. Apa yang salah dari orang yang mencoba menjadi lebih baik ini. Apa yang salah dari orang yang selalu ingin menjadikan apa yang dia kerjakan akan menciptakan hasil yang terbaik.
Aku resah dengan kesendirianku. Aku resah bahwasannya wanita yang aku cintai menganggapku aneh dan bikin risih. Padahal, tulus ini sepertinya hanya aku yang bisa melakukannya. Aku resah mengapa aku selalu minder di depan dia. Seolah aku adalah budak yang sedang menghadap ratunya. Aku resah kenapa wanita sekitarku hanya menjadikanku badut, yang bisa mereka datangi saat butuh hiburan, lalu lebur setelah bahagia. Aku resah mengapa dia begitu, apa yang salah dari orang yang ingin wanita yang dicintainya bahagia. Apa yang salah dari seorang lelaki sederhana yang ingin bersandar di bahunya. Apa yang salah dari cinta yang sebenarnya tak juga hilang ini.
Aku resah pada keadaanku saat ini. Aku resah bahwa mungkin aku tidak akan bisa meneruskan pendidikan. Aku resah bahwa mungkin aku tidak akan seperti pertama mimpi bersuara. Aku resah pada setiap rupiah yang masuk ke dalam kantongku. Aku resah karena aku terbatasi oleh rupiah. Aku resah bahwa ternyata wanita yang aku cintai lebih memilih orang yang lebih berada. Aku resah kenapa aku tidak di beri kesempatan yang sama untuk mendapatkanmu. Apa yang salah dari orang yang ingin membahagiakan orang tuanya ini. Apa yang salah dari seorang anak yang ingin mengangkat derajat keluarganya ini. Apa yang salah dari setiap do'a yang aku panjatkan agar masa depanku lebih baik dari hari ini.
Keresahan ini membuat aku sering merenung. Lalu berandai-andai betapa bahagianya hidup dengan orang lain. Seperti punya orang untuk berbagi cerita, menyediakan sureprice di hari ulang tahunku, memperhatikanku saat sedang sakit, maen ke kosan, nonton bioskop bareng dan lain-lain. Aku resah kenapa hidupku tidak seperti teman-temanku. Kebahagiaan mereka lengkap.
Terkadang aku suka mencari perhatian.
Itu
Karena
Aku
Kesepian
Ternyata masalah kebanyakan orang yang bisa membuat orang lain tertawa adalah mereka tidak bisa tertawa seperti mereka.